Jokowi Yang Terlalu Optimis Apa Sby Yang Selalu Pesimis?

 

Siapa yang tidak kenal SBY? Mantan presiden Republik Indonesia dua periode, penghasil 4 album lagu dan tokoh sentral di balik dua jargon yang melegenda : Prihatin dan Lebaran Kuda.
Selain itu, SBY juga memiliki keluarga yang harmonis. Dua anak lelaki yang ganteng-ganteng, dua menantu yang sama-sama cantik dan tiga orang cucu yang lucu-lucu.
Pendek kata, SBY itu sosok yang perfeksionis.
Tapi kenapa sampai sekarang Jokowi belum juga menemui SBY?
Prabowo yang merupakan lawannya di pilpres 2014 lalu, telah ditemuinya beberapa kali. Bahkan mereka sempat makan dan berkuda bersama.
Try Sutrisno yang hanya seorang mantan wakil presiden Indonesia ke-6 pun beberapa hari yang lalu sudah sempat bertemu dengan Jokowi. Kemudian dilanjutkan dengan bertemu BJ Habibie yang pernah memimpin Indonesia lebih kurang 1 tahun 5 bulan.
Jangan lupa juga kalau sebelum ini Jokowi telah mengundang para Youtubers Muda Indonesia dan para pemain Timnas yang berhasil masuk ke babak final AFF Suzuki Cup 2016. Bahkan saat bertemu pemain Timnas, Jokowi yang mengambilkan piring untuk mereka saat acara makan bersama.
Berkaca dari tokoh-tokoh atau pun kelompok-kelompok yang ditemui oleh Jokowi, rasanya SBY punya kapasitas yang cukup layak diperhitungkan oleh Jokowi. Tapi kenapa sampai saat ini, Jokowi masih belum juga menemui SBY?
Dari pengamatan yang saya lakukan, ada tiga hal yang membuat SBY belum juga ditemui oleh Jokowi
1. Semangat Nasionalisme
Tidak dapat di pungkiri bahwa tokoh-tokoh atau pun kelompok-kelompok yang ditemui Jokowi sebelumnya memang mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi. Mari kita bedah satu persatu :
Prabowo, walaupun beliau rivalnya Jokowi di pilpres 2014 yang lalu tapi saat ditemui Jokowi ditempat kediamannya, beliau tetap menerima Jokowi dengan hangat. Selain makan dan berkuda bersama, Prabowo juga mengatakan kalau pemerintahan Jokowi membutuhkannya, beliau senantiasa siap. Untuk negara Indonesia tercinta, Prabowo siap mengorbankan apapun termasuk rasa ego nya.
Youtubers Muda Indonesia, mereka bangga berkarya untuk Indonesia. Pertemuan mereka dengan Jokowi bisa di ibaratkan sebagai seorang anak yang siap menerima nasihat dari orang tuanya. Kepada mereka semua, Jokowi berpesan boleh berkarya tapi harus tetap berkarya positif sehingga dalam setiap video yang mereka unggah di youtube, ada pesan positif yang ingin disampaikan.
Timnas Indonesia, mereka bangga mengenakan jersey dengan lambang garuda didadanya. Pantang menyerang telah menjadi DNA dari anak-anak garuda. Walaupun belum berhasil membawa Indonesia menjadi juara tapi semangat nasionalisme yang mereka tunjukkan pantas untuk di apresiasikan.
Try Sutrisno dan BJ Habibie, dua tokoh sepuh ini tidak perlu diragukan lagi semangat nasionalismenya. Saking semangatnya, mereka justeru yang menemui Jokowi padahal secara umur mereka lebih tua. Sudah seharusnya Jokowi yang muda menemui tokoh yang lebih tua. Disinilah letak semangat nasionalisme Try Sutrisno dan BJ Habibie. Mereka berdua bisa menempatkan diri. Tidak mau menurutkan ego pribadi yang bisa melunturkan semangat nasionalisme. Mereka berdua membuktikan kalau mereka bukanlah tokoh-tokoh sepuh yang gila hormat.
Lalu bagaimana dengan SBY? Masih ingat saat Jokowi menemui Prabowo sebelum aksi 411 yang lalu? Saat itu sebenarnya kondisi sudah mulai sejuk dan terkendali tapi tiba-tiba SBY mengadakan konferensi pers yang membuat keadaan kembali “panas”. Kalau sudah begini, apa tidak pantas kalau semangat nasionalisme SBY dipertanyakan?
2. Sikap Pesimis
Jokowi itu termasuk tipe pemimpin yang selalu optimis. Optimis kalau Indonesia ke depan nya pasti akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya Jokowi memilih bertemu dengan tokoh-tokoh yang memiliki sifat optimis yang sama sehingga sikap optimis yang sebelumnya sudah ada dalam diri Jokowi jadi berlipat ganda.
SBY malah bisa dikatakan kebalikan dari Jokowi. Sosoknya selalu pesimis. Sedikit-sedikit prihatin. Apakah kalau SBY mengelus dada sambil bilang prihatin, keadaan bisa menjadi lebih baik? TIDAK
Sudah baca cuitan SBY yang ini “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*
Lihat kan betapa pesimis nya seorang SBY? Anggap lah negara kita saat ini seperti yang dikatakan oleh SBY diatas. Tapi SBY tetap tidak boleh pesimis. Harus optimis bahwa berita-berita hoax bisa dikurangi. Cara nya bisa dengan ikut memerangi berita hoax, tidak mudah percaya sama berita hoax, tidak share berita hoax dan yang paling penting tidak ikut-ikutan membuat berita hoax.
Mungkin karena sikap pesimis SBY inilah yang membuat Jokowi belum mau menemui beliau. Bisa-bisa kalau bertemu SBY, Jokowi malah jadi ikut-ikutan pesimis.
Apa yang dilakukan Jokowi ini sudah benar. Ada kalimat seperti ini
“kalau kita berteman dengan penjual minyak wangi, paling tidak kita akan kecipratan bau harumnya”.
Kalau Jokowi bertemu dengan orang yang bersikap optimis, paling tidak Jokowi akan ikut-ikutan optimis. Tapi kalau Jokowi bertemu dengan orang yang bersikap pesimis, apa yang kira-kira Jokowi dapatkan?
3. Terlalu Gengsi
Sebagai mantan presiden Republik Indonesia dua periode, sedikit banyaknya SBY pasti sudah tahu bagaimana prosedur untuk menemui seorang presiden.
Apakah SBY telah melakukan prosedur tersebut? Kalau sudah tapi belum ada tanggapan dari Jokowi, mungkin ada pertimbangan tertentu yang dilakukan oleh Jokowi. Harap bersabar!
Tapi kalau belum, berarti SBY termasuk orang yang gengsi-an. Tidak mau melayangkan surat biar di undang tapi berharap Jokowi yang datang untuk mengundang.
Seharusnya SBY sadar posisinya sekarang, dia hanya seorang mantan presiden. Sedangkan Jokowi yang menjadi presiden nya saat ini.
Kalau SBY punya iktikad baik, mau menunjukkan semangat nasionalisme nya, tidak perlu gengsi. Belajar dari Try Sutrisno dan BJ Habibie. Mereka berdua jauh lebih sepuh dari SBY tapi mereka tetap bisa menempatkan diri.
Jokowi pasti membuka kan pintu lebar-lebar bagi orang yang ingin membantunya dalam membuat kemajuan bagi negara ini. Kalau Jokowi dan SBY duduk bersama, mungkin banyak hal yang bisa dilakukan untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Terakhir, SBY tidak perlu gengsi kalau ingin bertemu dengan Jokowi. Toh, kalau tetap gengsi tidak akan membuat SBY jadi lebih terhormat dan bisa-bisa orang akan mengatakan SBY gila hormat. Sedangkan kalau menemui Jokowi seperti layaknya Try Sutrisno dan BJ Habibie, tidak akan membuat SBY jadi terhina, justeru SBY akan terlihat “dewasa”.
https://www.facebook.com/AzisSyuting/posts/1456027144437900:0

No comments:
Write komentar